Penyebab Penyakit Lupus, Ciri-Ciri Dan Gejalanya

Penyebab Penyakit Lupus, Ciri-Ciri Dan Gejalanya – Bukan, itu bukan tokoh fiktif yang serialnya marak di tahun 1990-an, melainkan nama sebuah penyakit. Kondisi yang jarang terdengar hingga saat ini menjadi perbincangan karena Selena Gomez disebut-sebut mengalami kondisi tersebut. Menurut medicalnewstoday.com, lupus adalah penyakit autoimun jangka panjang yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi hiperaktif.

Penyebab Penyakit Lupus, Ciri-Ciri Dan Gejalanya

lupusmn – Akibatnya, sistem kekebalan tubuh pasien malah menyerang jaringan sehat yang normal, bukannya menyerang penyakit. Menurut data dari Internet Hospital Information System (SIRS), 2.166 orang terdiagnosis lupus pada tahun 2016, dua kali lipat dari tahun 2014. Jumlah orang yang meninggal akibat lupus estrogen diperkirakan sekitar 550 orang atau sekitar 25 persen.

Baca Juga : Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik Apa Penyebabnya

Penyakit lupus, atau lupus eritematosus sistemik (SLE) dalam terminologi medis, adalah salah satu penyakit manusia yang paling umum. Meski banyak orang menderita lupus, pengetahuan tentang penyakit ini masih terbatas. Jumlah penderita lupus di Indonesia belum diketahui secara pasti. Namun menurut Yayasan Lupus Indonesia (YLI), jumlah penderita lupus di Indonesia pada tahun 2012 sebanyak 12.700 dan meningkat menjadi 13.300 pada April 2013. Kebanyakan penderita lupus sadar akan penyakit ini. Selain sulit dikenali, gejala lupus juga berbeda-beda pada setiap orang tergantung dari jumlah dan jenis antibodi yang dihasilkan serta organ yang terkena.

Penyebab Penyakit Lupus

Karena lupus adalah penyakit autoimun, penyebab pastinya masih belum jelas. Kisaran gejala klinis juga besar dan perjalanan penyakitnya bervariasi. Faktor lingkungan genetik, imunologi dan hormonal diyakini berkontribusi terhadap penyakit lupus ini.

Hormonal

Institut Kesehatan Nasional AS menyatakan bahwa wanita sembilan kali lebih mungkin terkena lupus daripada pria. Gejala dan diagnosis sering muncul antara usia 15 dan 45 tahun selama masa subur. Karena 9 dari 10 penderita lupus adalah wanita, para peneliti menyimpulkan bahwa ada kemungkinan hubungan antara estrogen dan lupus. Baik pria maupun wanita menghasilkan sebuah estrogen, tetapi para wanita juga menghasilkan faktor lebih banyak. bayi

Genetika

Para peneliti belum menunjukkan bahwa faktor genetik tertentu menyebabkan lupus, meski cenderung diturunkan dalam keluarga. Misalnya, seseorang dengan kerabat dengan lupus tingkat pertama atau kedua memiliki risiko lebih tinggi terkena lupus.

Lingkungan

Lingkungan, seperti bahan kimia atau virus, dapat membantu memicu lupus pada orang yang sudah rentan secara genetik. Kemungkinannya adalah merokok, berjemur, pengobatan, infeksi virus.

Mikroba Usus

Satu jurnal menyebutkan bahwa manusia dan tikus dengan lupus memiliki perubahan spesifik pada sifat mikrobiota usus mereka. Sehingga kemungkinan hal tersebut merupakan faktor yang dapat terjadi pada penyakit lupus. Anak-anak di bawah usia 15 tahun jarang terkena lupus kecuali ibu kandung mereka mengidapnya. Jika seorang anak menderita lupus, mereka cenderung memiliki masalah jantung, hati, atau kulit terkait lupus. Bayi dengan penyakit lupus neonatal mungkin juga memiliki beberapa peluang yang lebih tinggi untuk dapat mengembangkan sebuah penyakit autoimun yang lain didalam kemudian hari. Beberapa orang terlahir dengan predisposisi lupus, yang dapat dipicu oleh infeksi, obat-obatan tertentu, atau bahkan sinar matahari. Meski saat ini belum ada obat khusus untuk lupus, pengobatan lebih difokuskan pada pengendalian gejala anemia.

Ciri-ciri Lupus

Lupus bisa sulit dikarakterisasi karena sering meniru gejala penyakit lain. Tanda lupus yang paling khas adalah ruam wajah yang terlihat seperti sayap kupu-kupu yang menyebar di kedua pipi. Namun, ciri-ciri ini tidak terjadi pada semua orang dengan lupus, meskipun sebagian besar memang terjadi. Thalassemia adalah kelainan darah yang diturunkan, berbeda dengan anemia.

Gejala Lupus

Sayangnya, tidak ada dua kasus lupus yang persis sama. Tanda dan gejala lupus bisa muncul tiba-tiba atau perlahan, ringan atau berat, singkat atau permanen. Saat ini, kebanyakan penderita lupus memiliki penyakit ringan dengan gejala yang memburuk untuk sementara, kemudian membaik atau bahkan hilang untuk sementara. Tanda dan gejala lupus tergantung pada sistem tubuh yang terkena penyakit diantara mereka:

  • Kelelahan
  • Demam
  • Nyeri sendi, kaku dan bengkak
  • Letusan papiler di wajah, menutupi pipi dan pangkal hidung atau bagian tubuh lainnya
  • Kerusakan kulit yang disebabkan atau diperburuk oleh paparan sinar matahari (fotosensitifitas)
  • Jari tangan dan kaki yang memutih atau membiru saat kedinginan atau stres (fenomena Raynaud)
  • Sesak napas
  • Sakit dada
  • Mata kering
  • Sakit kepala, kebingungan dan kehilangan ingatan

Anda harus segera menemui dokter jika Anda tiba-tiba mengalami ruam yang tidak dapat dijelaskan, demam terus-menerus, nyeri terus-menerus, atau kelelahan.

Selain itu, lupus juga mempengaruhi sistem tubuh lainnya:

  • Ginjal: Radang ginjal (nefritis) dapat mempersulit tubuh untuk membuang limbah dan racun lainnya secara efektif. Sekitar 1/3 penderita lupus memiliki masalah ginjal.
  • Kilatan: Beberapa penderita lupus mengalami radang selaput dada, peradangan pada lapisan rongga dada yang menyebabkan nyeri dada, terutama saat bernapas. Pneumonia dapat terjadi. Sistem syaraf pusat: Lupus terkadang dapat memengaruhi otak atau sistem saraf pusat. Gejalanya meliputi sakit kepala, pusing, depresi, kehilangan ingatan, penglihatan kabur, kejang, stroke, atau perubahan perilaku.
  • Pembuluh darah: Vaskulitis, atau radang pembuluh darah, dapat terjadi. Hal ini dapat mempengaruhi risiko sirkulasi darah.
  • Darah: Penyakit Lupus juga dapat menyebabkan penyakit leukopenia, anemia (penurunan dalam jumlah pada sel darah putih), atau sebuah trombositopenia (penurunan dalam jumlah pada trombosit yang juga membantu sebuah pembekuan darah). Jantung: Ketika peradangan mempengaruhi jantung, hal itu dapat menyebabkan berbagai masalah jantung. Lupus meningkatkan risiko beberapa masalah kesehatan, antara lain:
  • Infeksi: Kemungkinan infeksi meningkat karena lupus dan pengobatannya melemahkan sistem kekebalan tubuh. Infeksi umum termasuk infeksi saluran kemih, infeksi saluran pernafasan, infeksi jamur, salmonella, herpes dan herpes zoster.
  • Kematian jaringan tulang: Ini terjadi ketika aliran darah ke tulang rendah. Lupus juga sangat mungkin menyebabkan pengeroposan tulang. Komplikasi kehamilan: Wanita dengan lupus memiliki risiko keguguran, kelahiran prematur dan preeklampsia yang lebih tinggi, termasuk tekanan darah tinggi. Untuk dapat mengurangi berbagai risiko penyakit komplikasi ini, para dokter juga sering dapat menganjurkan untuk dapat menunda proses kehamilan hingga lupus dapat terkendali yang setidaknya telah selama 6 bulan.

Untuk menentukan apakah ada lupus, dokter Anda akan melakukan berbagai tes, termasuk tes darah, berbagai tes antibodi, urin, biopsi jaringan, dan tes lainnya.

Penyakit Lupus Menular Atau Tidak

Lupus tidak menular. Seorang pasien lupus tidak dapat menularkannya kepada orang lain melalui kontak seksual atau cara lainnya. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, wanita penderita lupus dapat melahirkan anak yang berisiko terkena lupus.